MODUL
I
KONSEP
DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
1.1 Pengertian Evaluasi
Dalam
sistem pembelajaran (maksudnya pembelajaran sebagai suatu sistem), evaluasi
merupakan salah komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk
mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan
balikan (feed-back) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan
program dan kegiatan pembelajaran. Di sekolah, Anda sering mendengar bahwa guru
sering memberikan ulangan harian, ujian akhir semester, ujian blok, tagihan,
tes tertulis, tes lisan, tes tindakan, dan sebagainya. Istilah-istilah ini pada
dasarnya merupakan bagian dari sistem evaluasi itu sendiri.
1.1.1
Pengertian Tes
Istilah
tes berasal dari bahasa latin“testum” yang berarti sebuah piring atau
jambangan dari tanah liat. Istilah tes ini kemudian dipergunakan dalam lapangan
psikologi dan selanjutnya hanya dibatasi sampai metode psikologi, yaitu suatu
cara untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai dari
pemberian suatu tugas kepada seseorang atau untuk menyelesaikan suatu masalah
tertentu. Sebagaimana dikemukakan Sax (1980 : 13) bahwa “a test may be
defined as a task or series of task used to obtain systematic observations
presumed to be representative of educational or psychological traits or
attributes”. (tes dapat didefinisikan sebagai tugas atau serangkaian tugas
yang digunakan untuk memperoleh pengamatan-pengamatan sistematis, yang dianggap
mewakili ciri atau aribut pendidikan atau psikologis). Istilah tugas dapat
berbentuk soal atau perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta
didik. Hasil kuantitatif ataupun kualitatif dari pelaksanaan tugas itu
digunakan untuk menarik simpulan-simpulan tertentu terhadap peserta didik.
Sementara
itu, S. Hamid Hasan (1988 : 7) menjelaskan “tes adalah alat pengumpulan data
yang dirancang secara khusus. Kekhususan tes dapat terlihat dari konstruksi
butir (soal) yang dipergunakan”.Rumusan ini lebih terfokus kepada tes sebagai
alat pengumpul data.Memang pengumpulan data bukan hanya ada dalam prosedur
penelitian, tetapi juga ada dalam prosedur evaluasi.Dengan kata lain, untuk
mengumpulkan data evaluasi, guru memerlukan suatu alat, antara lain tes.Tes
dapat berupa pertanyaan.Oleh sebab itu, jenis pertanyaan, rumusan pertanyaan,
dan pola jawaban yang disediakan harus memenuhi suatu perangkat kriteria yang
ketat.Demikian pula waktu yang disediakan untuk menjawab soal-soal serta
administrasi penyelenggaraan tes diatur secara khusus
pula.Persyaratan-persyaratan ini berbeda dengan alat pengumpul data lainnya.
Dengan
demikian, tes pada hakikatnya adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas
yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik
untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu.Artinya, fungsi tes adalahsebagai
alat ukur.Dalam tes prestasi belajar, aspek perilaku yang hendak diukur adalah
tingkat kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran yang telah
disampaikan.
1.1.2
Pengertian Pengukuran
Ahmann
dan Glock dalam S.Hamid Hasan (1988 : 9) menjelaskan ‘in the last analysis
measurement is only a part, although a very substansial part of evaluation. It
provides information upon which an evaluation can be based… Educational
measurement is the process that attempt to obtain a quantified representation
of the degree to which a trait is possessed by a pupil’. (dalam analisis
terakhir, pengukuran hanya merupakan bagian, yaitu bagian yang sangat
substansial dari evaluasi. Pengukuran menyediakan informasi, di mana evaluasi
dapat didasarkan.Pengukuran pendidikan adalah proses yang berusaha untuk
mendapatkan representasi secara kuantitatif tentang sejauh mana suatu ciri yang
dimiliki oleh peserta didik). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Wiersma dan
Jurs (1985), bahwa “technically, measurement is the assignment of numerals
to objects or events according to rules that give numeral quantitative meaning”.
(secara teknis, pengukuran adalah pengalihan dari angka ke objek atau peristiwa
sesuai dengan aturan yang memberikan makna angka secara kuantitatif).
Dengan
demikian, dapat dikemukakan bahwa pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan
untuk menentukan kuantitas daripada sesuatu. Kata “sesuatu” bisa berarti
peserta didik, guru, gedung sekolah, meja belajar, white board, dan
sebagainya. Dalam proses pengukuran, tentu guru harus menggunakan alat ukur
(tes atau non-tes). Alat ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat
validitas dan reliabilitas yang tinggi.Dalam bidang pendidikan, psikologi,
maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya menggunakan
tes.Dalam sejarah perkembangannya, aturan mengenai pemberian angka ini
didasarkan pada teori pengukuran psikologi yang dinamakan psychometric.
Namun demikian, boleh saja suatu kegiatan evaluasi dilakukan tanpa melalui
proses pengukuran.
1.1.3
Pengertian Penilaian
Istilah
penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessment, bukan dari
istilah evaluation.Dalam proses pembelajaran, penilaian sering dilakukan
guru untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil yang telah dicapai peserta didik. Artinya, penilaian
tidak hanya ditujukan pada penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi
bersifat menyeluruh yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai. Sementara itu, Anthony J.Nitko (1996 : 4) menjelaskan “assessment
is a broad term defined as a process for obtaining information that is used for
making decisions about students, curricula and programs, andeducational policy”.
(penilaian adalah suatu proses untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk
membuat keputusan tentang peserta didik, kurikulum, program, dan kebijakan
pendidikan).
Dalam
hubungannya dengan proses dan hasil belajar, penilaian dapat didefinisikan
sebagai suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam
rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan
tertentu. Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, keputusan tersebut dapat
menyangkut keputusan tentang peserta didik, keputusan tentang kurikulum dan
program atau juga keputusan tentang kebijakan pendidikan.
Keputusan
tentang peserta didik meliputi pengelolaan pembelajaran, penempatan peserta
didik sesuai dengan jenjang atau jenis program pendidikan, bimbingan dan
konseling, dan menyeleksi peserta didik untuk pendidikan lebih lanjut.
Keputusan tentang kurikulum dan program meliputi keefektifan (summative
evaluation) dan bagaimana cara memperbaikinya (formative evaluation).
Keputusan tentang kebijakan pendidikan dapat dibuat pada tingkat lokal/daerah
(kabupaten/kota), regional (provinsi), dan tingkat nasional.
Keputusan
penilaian terhadap suatu hasil belajar sangat bermanfaat untuk membantu peserta
didik merefleksikan apa yang mereka ketahui, bagaimana mereka belajar, dan
mendorong tanggung jawab dalam belajar. Keputusan penilaian dapat dibuat oleh
guru, sesama peserta didik (peer) atau oleh dirinya sendiri (self-assessment).Pengambilan
keputusan perlu menggunakan pertimbangan yang berbeda-beda dan membandingkan
hasil penilaian.Pengambilan keputusan harus dapat membimbing peserta didik
untuk melakukan perbaikan hasil belajar.
1.1.4
Pengertian Evaluasi
Guba
dan Lincoln (1985 : 35), mendefinisikan evaluasi sebagai “a process for
describing an evaluand and judging its merit and worth”. (suatu proses
untuk menggambarkan evaluan (orang yang dievaluasi) dan menimbang makna dan
nilainya). Sax (1980 : 18) juga berpendapat “evaluation is a process through
which a value judgement or decision is made from a variety of observations and
from the background and training of the evaluator”. (evaluasi adalah suatu
proses dimana pertimbangan atau keputusan suatu nilai dibuat dari berbagai
pengamatan, latar belakang serta pelatihan dari evaluator). Dari dua rumusan
tentang evaluasi ini, dapat kita peroleh gambaran bahwa evaluasi adalah suatu
proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan
arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu untuk
membuat suatu keputusan. Berdasarkan pengertian ini, ada beberapa hal yang
perlu kita pahami lebih lanjut, yaitu :
1.
Evaluasi adalah suatu proses
bukan suatu hasil (produk).
2.
Tujuan evaluasi adalah untuk
menentukan kualitas daripada sesuatu, terutama yang berkenaan dengan nilai dan
arti.
3.
Dalam proses evaluasi harus
ada pemberian pertimbangan (judgement).
4.
Pemberian pertimbangan
tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria tertentu.
1.1.5
Persamaan
dan Perbedaan Evaluasi Dengan Penilaian
Persamaannya
adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu. Di
samping itu, alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama.
Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang lingkup (scope) dan
pelaksanaannya.Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas
pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar peserta
didik.Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal, yakni
orang-orang yang menjadi bagian atau terlibat dalam sistem pembelajaran yang
bersangkutan.Misalnya, guru menilai prestasi belajar peserta didik, supervisor
menilai kinerja guru, dan sebagainya.Ruang lingkup evaluasi lebih luas,
mencakup semua komponen dalam suatu sistem (sistem pendidikan, sistem
kurikulum, sistem pembelajaran) dan dapat dilakukan tidak hanya pihak internal
(evaluasi internal) tetapi juga pihak eksternal (evaluasi eksternal), seperti
konsultan mengevaluasi suatu program.
Evaluasi
dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan
tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran.Pengukuran lebih
membatasi kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang
kemajuan belajar peserta didik (learning progress), sedangkan evaluasi
dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Di samping itu, evaluasi dan penilaian
pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu
objek. Keputusan penilaian (value judgement) tidak hanya didasarkan
kepada hasil pengukuran (quantitative description), tetapi dapat pula
didasarkan kepada hasil pengamatan dan wawancara (qualitative description).
1.2 Kedudukan Evaluasi Dalam
Pembelajaran
Kata
dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempat pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat
melakukan kegiatan belajar. Sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman.
Perubahan tingkah laku tersebut bukan karena pengaruh obat-obatan atau zat
kimia lainnya dan cenderung bersifat permanen.Istilah “pembelajaran” (instruction)
berbeda dengan istilah “pengajaran” (teaching). Kata “pengajaran”
lebih bersifat formal dan hanya ada di dalam konteks guru dengan peserta
didikdi kelas/madrasah, sedangkan kata “pembelajaran” tidak hanya ada dalam
konteks guru dengan peserta didik di kelas secara formal, tetapi juga meliputi
kegiatan-kegiatan belajar peserta didik di luar kelas yang mungkin saja tidak
dihadiri oleh guru secara fisik.
Kata
“pembelajaran” lebih menekankan pada kegiatan belajar peserta didik (child-centered)
secara sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan
sosial, sedangkan kata “pengajaran” lebih cenderung pada kegiatan mengajar guru
(teacher-centered) di kelas. Dengan demikian, kata “pembelajaran” ruang
lingkupnya lebih luas daripada kata “pengajaran”. Dalam arti luas, pembelajaran
adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat
interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber
belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan
terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas,
dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah
ditentukan.
1.3 PERTANYAAN
CATATAN
:
SETIAP
JAWABAN TIDAK BOLEH ADA UNSUR KATA, TANDA BACA, MAUPUN PEMAKNAAN YANG SAMA.
SEANDAINYA ADA KETAHUAN YANG SAMA, MAKA DINYATAKAN TIDAK IKUT PERKULIAHAN 1
KALI DAN TIDAK MENGUMPULKAN TUGAS.
Jawablah pertanyaan dibawah ini
dengan tepat, baik dan benar !
1.
Coba Anda jelaskan apa yang dimaksud
dengan evaluasi. Berikan contohnya !
2.
Bandingkan antara evaluasi dengan
penilaian dilihat dari segi :
a. Ruang
lingkup.
b. Persamaan
dan perbedaan.
3.
Bagaimana hubungan antara
tes, pengukuran dan penilaian ? Coba Anda buat ilustrasi sendiri.
4.
Mengapa evaluasi mempunyai
kedudukan yang sangat vital dan strategis dalam pembelajaran ? Jelaskan dengan
singkat !